Percaya tidak, sifat Acos yang seperti kakek-kakek dan tukang kubur itu pernah membuatnya hampir mati. Benar; dan tidak hanya sekali, tapi dua kali.
Kejadiannya bermula dari dalam rumah saat papa Janice memberi Acos sebuah ceker ayam. Selama ini Acos memang suka pada makanan tersebut. Tapi, entah kenapa kali itu Acos tidak melahapnya. Dia cuma menciuminya berkali-kali lalu membawanya mondar-mandir tidak karuan di dalam rumah.
Ketegangan dimulai ketika tiba-tiba Janice membuka pintu karena hendak pergi ke rumah temannya. Saat pintu terbuka, tanpa diduga Acos nyelonong ke luar dengan membawa ceker ayam di mulutnya (mungkin dia hendak menguburnya di luar).
Papa Janice terlambat menyadari hal itu. Acos sudah keburu ke luar dan langsung berhadapan muka dengan Unet. Si rakus ini memang sudah cukup lama menunggu di muka pintu hendak masuk.
Jelas, anjing seegois Unet tidak rela ada anjing lain membawa-bawa makanan di depannya. Apalagi, anjing itu hanya seukuran Acos. Hatinya selalu berkata, "makanan itu harus jadi milikku."
Unet hanya mengeluarkan bunyi menggerung sebentar dengan kepala tertunduk, tepat di atas tengkuk Acos. Setelah itu, Unet langsung menerkam Acos dengan suara yang mengerikan. Keduanya pun berguling dengan gigi Unet yang besar-besar menggigit tengkuk Unet.
Mengharapkan Unet menghentikan serangannya jelas tidak mungkin. Karena itu, tiada jalan lain. Papa Janice pun terjun di tengah pertarungan. Dia berusaha membuka dan melepas mulut Unet dari leher Acos. Tapi, tenaga Unet yang besar akhirnya membuat papa Janice ikut terguling juga.
Untunglah, setelah kepalanya dipukul papa Janice entah berapa kali, Unet melepaskan gigitannya. Dia pun menjauh dengan membawa ceker ayam incarannya.
Sementara itu, Acos terdiam di sudut. Dia tampaknya shock dengan serangan yang didapatnya. Lehernya di bagian samping juga mengeluarkan darah cukup banyak. Papa Janice pun terluka tangannya dan meneteskan darah beberapa kali. Untunglah, beberapa hari kemudian luka mereka dapat sembuh sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar